![]() |
Saya bersama anak-anak dusun 11 beristirahat dan "Cekrekk" sebelum "SAMPONEN" |
Teman-teman, kali ini saya akan bercerita tentang kebiasaan unik di tempat KKN, Upsss.... KKN itu apa ya?? oke deh kalau belum tau aku jelasin deh.
KKN itu adalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme, eh salah, itu kan Zaman Orba (Orde Baru). yang benar itu, KKN adalah KULIAH KERJA NYATA. Jadi di akhir semester 6 mahasiswa yang memenuhi syarat, diajibkan mengikuti KKN. Dan Alhamdulillah, saya dapat Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Sergai. Maklum, anak gunung kalau dengar kata "pantai" senangnya bukan main, soalnya bosen lihat gunung terus. hehe
Masyarakat desa Kota Pari adalah masyarakat yang sangat majemuk. Terdiri dari 11 dusun dan masing-masing dusun dapat dibedakan berdasarkan mayoritas suku masyarakatnya.Contohnya di dusun 2 dan 3 itu kebanyakan orang Mandailing dan Melayu, dusun 4 kebanyakan orang Tionghoa, dusun 9 kebanyakan orang Banjar, dusun 5, 6, 7, 8, 10, dan 11 itu kebanyakan orang Jawa. Keanekaragaman ini menjadi hal yang bagi saya sangat menarik.
Ketika pertama datang ke desa ini, saya sangat merasa nyaman karena penduduknya yang ramah-ramah dan tentunya karena banyaknya destinasi wisata bahari yang sering menjadi tujuan refreshing banyak orang, khususnya mahasiswa. Terimakasih juga untuk Bapak Abdul Khair (kepala desa), uek, Pak Mis dan seluruh masyarakat desa Kota Pari atas Keramahanya.
Upsss....... Keep on track dong... iya deh ampun.... hahaha
Jadi di desa ini, kami dapat kontrakan selama masa KKN di dusun 7 atau yang lebih terkenalnya "KAMPUNG BENAR". Dusun yang penuh kenangan, eh lebay. (ingat masa KKN, hiks, hiks). Dusun ini berpenduduk mayoritas suku Jawa, jadi udah kebayang dong gimana kebudayaanya dan kebiasaannya. kalau udah ya ngapain gue lanjut cerita. :D
Setelah beberapa minggu tinggal di Desa Kota Pari, saya dan teman-teman KKN mencoba mengeksplorasi budaya dan tempat-tempat wisata di desa ini.
Kata Ust Abu Bakar, "Rapat punya rapat, Ketua yang mendapat". Selesai rapat, Kami sepakat untuk kebersihan di masjid dusun 11. Dusun yang dekat dengan pantai "Kresek" yang alami. (Insya Allah nanti saya posting juga tentang pantai ini).
Di dusun inilah saya untuk pertama kalinya seumur hidup mendengar istilah "SAMPONEN". karena ada anak-anak dusun 11 yang mengajak kami ikut "Samponen". Karena Penasaran, saya pun bertanya apa itu "SAMPONEN".
![]() |
Bang Syarif lagi semangat "SAMPONEN" |
"SAMPONEN" itu adaah istilah yang digunakan masyarakat dusun 11 khususnya dan Desa Kota Pari pada umumnya untuk aktivitas meracun ikan, ingat ya bukan racun sianida di kopi Mirna. nanti ceritanya ngak kelar-kelarrrr....
Mengapa harus diracun?
Karena tambak-tambak di pinggiran pantai dusun 11 tidak bisa dikeringkan dan air yang masuk ke tambak adalah air laut yang terdorong oleh pasang. Masyarakat pun memilih cara ini karena dianggap lebih efektif dan kadar racun yang digunakan pun tidak membahayakan manusia yang akan mengkonsumsi ikan tersebut.
Dalam proses "SAMPONEN" ini, pemilik tambak mengizinkan masyarakat dan anak-anak untuk ikut serta memanen ikan yang sudah pada teler karena racun. Walaupun pemilik tambak memberikan aturan, misalnya kepiting jangan diambil ya atau jam sekian selesai, dll. hehe seperti ujian aja ya ada aturannya..
Karena semakin penasaran, saya pun langsung mengamini ajakan dari anak-anak itu dan tada petualangan "SAMPONEN" oleh anak KKN pun dimulai. dan berikut Foto-Fotonya:
![]() |
Anak-anak dusun 11 yang sedang "SAMPONEN" dan dapat Blangkas. |
![]() |
Saya sedang Selfi sebelum HP saya kecebur ke dalam air laut, hiks, hiks |
No comments:
Post a Comment